
“Marco Simoncelli menyerah pada luka yang diderita di Malaysia.” Begitu bait pesan tersebut muncul dari situs MotoGP, pihak penyelenggara MotoGP pun langsung membatalkan seluruh balapan, Minggu (23/10).
“Begitu melihat rekaman itu hanya akan membuat anda mual. Setiap kali helm terlepas, itu bukan pertanda baik,” komentar juara dunia Casey Stoner yang sempat shock.
Direktur medis Dr Michele Macchiagodena dalam konfrensi pers berkata kondisi Simoncelli memang kritis saat tim medis mendatanginya usai tabrakan.
“Dia tertabrak pengendara lain. Dia mengalami trauma hebat di kepala, leher dan dada. Ketika staf medis kami datang, dia sudah tidak sadar. Di dalam Ambulans saat terjadi serangan jantung, mereka (tim medis) mulai melakukan CPR (resusitasi jantung dan paru),” jelas Michele.
Simoncelli sempat bertahan melewati masa kritisnya saat berada di ambulance hingga sampai di pusat medis. Namun kondisinya bukan membaik, melainkan bertambah buruk.
“Ia diintubasi untuk melepas darah yang memenuhi dada. CPR dilanjutkan selama 45 menit karena kami mencoba untuk membantu dia tapi sayangnya itu tidak membantunya dan pada pukul 16.56 (waktu setempat), kami harus menyatakan dia telah pergi,” jelas Michele.
Kabar tewasnya Simoncelli langsung menimbulkan duka di seluruh keluarga besar MotoGP. Pembalap MotoGP Inggris Cal Crutchlow menulis di Twitter: “RIP Marco Simoncelli Seorang pengendara yang besar dan baik. Saya yakin semua orang, keluarga dan rekan-rekan saya tidak akan pernah melupakan hari ini,” tulisnya.
Marco Simoncelli menutup karirnya di sirkuit Sepang, Malaysia. Tempat di mana dirinya pernah memenangi kejuaraan dunia 250cc pada tahun 2008, sebelum akhirnya memastikan diri bergabung di MotoGP 2010.